Kitab
suci pada dasarnya mengajarkan kebaikan agar manusia bisa hidup berkualitas. Setiap
kitab suci pasti mempunyai pesan yang sangat bermakna untuk umatnya. Kitab suci
juga kerap dijadikan pedoman yang menjadi panutan bagi setiap umat beragama.
Namun, tahukah Anda bahwa dalam sebuah kitab suci terdapat suatu bukti akan
fakta yang terjadi pada alam semesta ini.
Berikut
berbagai fakta berdasarkan kitab suci di dalam laut :
1.
Kobaran
api di dalam laut
Fenomena ini telah terjadi di dalam laut
kepulauan Hawaii, Amerika Serikat. Di dasar laut terdapat kobaran api yang
terus yang membara api ini berarasal retaknya dasar laut yang mengeluarkan lava
bersuhu sangat tinggi. Kobaran lava ini menyebabkan air di lautan menjadi mendidih
hingga suhunya melebihi 1000 derajat celcius .Namun anehnya meskipun suhu lava
begitu luar biasa panasnya, lava ini tidak mampu untuk membuat air laut menguap
begitu pun sebaliknya meskipun air laut begitu berlimpah namun tidak juga dapat
memadamkan kobaran api di dasar laut ini. Fenomena alam ini rupanya telah
tercatat dalam kitab suci Al-Qur’an, sebagaimana kitab Allah : Qs At-Tur ayat
1-8.
Artinya : “Demi bukit dan kitab yang
ditulis pada lembaran yang terbuka dan demi Baitul Makmur dan atap yang
ditinggikan langit dan laut yang di dalam tanahnya ada api. Sesungguhnya azab
tuhanmu pasti terjadi tidak seorang pun dapat menolaknya.” (Q.S. At-Tur :1-8)
2.
Sungai
dalam laut
Keberadaan sungai di dalam laut keberadaanya
tidak mungkin terjadi. Tetapi sebuah fenomena keberadaan sungai dalam laut
ditemukan di dasar laut Cenote Angelita, Meksiko. Para penyelam bernama Anatoli
Bellocin pernah melakukan penyelaman ke dasar laut Meksiko. Pada kedalaman 30
meter ,ia dikejutkan dengan adanya air tawar yang terasa begitu segar di
tengah-tengah laut. Penemuannya itu sempat membuat dirinya bingung pasalnya air
tawar yang ditemukannya tidak sedikitpun tercampur dengan laut yang asin,
keduanya terpisah seperti ada dinding pemisah diantara keduannya. Kemudian
Anatoli melanjutkan penyelamannya hingga pada dasar laut ia kembali menemukan
lagi ada sungai air tawar yang mengalir di dasar laut tersbut. Lagi-lagi sungai
air tawar ini tidak bercampur dengan air laut. Rupanya jauh sebelum penemuan
fenomena air tawar di dalam laut sudah dijelaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Furqaan
ayat 53.
Artinya : “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir
(berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan
Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S
Al-Furqaan :53 )
3. Sedikintya kadar oksigen di ketinggian
Kini terbukti udara yang kita hirup di bumi
ini memiliki kadar oksigen yang begitu tinggi sehingga dapat membuat manusia
bernafas dengan lega. Hal ini akan berbanding terbalik ketika kita berada di
gunung yang begitu tinggi kadar oksigen yang tersedia semakin sedikit untuk
bisa kita hirup, hal ini lantaran tekanan oksigen yang berada pada ketinggian
mengalami penurunan yang cukup drastis dibandingkan dengan tekanan oksigen di
daratan. Jauh sebelum semua pemahaman itu fakta akan hal ini ternyata sudah
dijelaskan di dalam Al-Qu’ran Surat Al-An’aam ayat 12.
Artinya : “Barang siapa yang Allah
menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk niscaya dia melapangkan dadanya
untuk memeluk agama islam. Dan barang siapa yang dikendaki Allah kesesatannya
niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit seolah-olah ia sedang
mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak
beriman.”
4.
Dua
lautan yang tak menyatu
Ilmu pengetahuan modern telah mengungkapakan
bahwa ada tempat-tempat dimana 2 lautan yang berlainan bertemu. Anehnya ada
batas diantara keduannya, batas ini membagi ke 2 lautan sehingga setiap bagian
memiliki suhu dan kadar garam yang berbeda. Salah satu fenomena alam ini
terdapat di Selat Gibraltar. Pertemuan antara Laut Mediterania dan Samudra
Atlantik menciptakan sebuah garis batas yang memisahkan keduannya. Hal ini
membuat sebagian laut berwarna biru gelap dan bagiannya lainnya nampak lebih
terang. Ternyata dalam Al-Qura’an 2 laut yang tak menyatu ini sudah dijelaskan
dalam Surat Ar-Rahman ayat 19-20.
Artinya : “Dia membiarkan dua lautan
mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas
yang tidak dilampaui masing-masing.”
5.
Ditemukan
bahtera Nabi Nuh
Sebuah kebenaran akan keberadaan kapal Nabi
Nuh saw menurut alkitab. Dalam Injil disebutkan bahtera besar ini berada di
gunung Ararat. Sejumlah ahli berpendapat gunung ini berada di wilayah Armenia
dan Selatan Turki dan rasa penasaran para ahli sejarah ini terjawab sudah. Pada
bulan April 2010 lalu, sekelompok peneliti dari Tiongkok yang tergabung dalam
Noah Ark Ministries International mengumumkan mereka berhasil menemukan
sisa-sisa bahtera Nabi Nuh saw yang berada pada ketinggian 4000 m di gunung
Ararat di Turki Timur. Para peneliti ini berhasil masuk ke dalam bahtera ini
dan mengambil foto dari beberepa spesimen, spesimen yang mereka ambil berusia
4800 tahun dan sangat cocok apa yang digambarkan dalam sejarah. Para peneliti
yang berjumlah 15 orang ini, juga memamerkan fosil bahtera yang diduga dari
bahtera Nabi Nuh saw, seperti tambang, paku dan pecahan kayu.
6.
Ditemukannya
bangkai kereta Fir’aun di Laut Merah
Penemuan roda kereta Fir’aun di Laut Merah, seorang
arkeolog bernama Ron Wyatt, mengatakan bahwa dirinya telah menemukan beberapa
roda kereta tempur kuno di dasar Laut Merah pada akhir tahun 1988. Menurutnya
bangkai kereta ini merupakan bangkai kereta tempur Fir’aun yang tenggelam di
Laut Merah setelah mengejar Nabi Musa saw bersama pengikutnya. Selain menemukan
bangkai kereta tempur milik Fir’aun, Wyatt juga menemukan beberap tulang
manusia dan tulang kuda di tempat yang sama. Temuan-temuan ini tentunya semakin
memperkuat bahwa sisa-sisa tulang itu merupakan kerangka bagian dari pasukan Fir’aun
yang tenggelam di Laut Merah. Bukti kebenaran ini semakin diperjelas setelah
dilakukan pengujian terhadap beberapa sisa tulang belulang penemuan ini di
University Stockholm. Hasil pengujian mengatakan bahwa struktur dan kandungan
dalam sisa tulang ini telah berusia 3500 tahun, dimana menurut sejarah kejadian
pengejaran Fir’aun terhadap Nabi Musa saw di Laut Merah tejadi dalam kurun
waktu yang sama.